Pagi-pagi dah dapet pelajaran berharga. Apa yang aku liat di angkot tadi bener-bener jadi pelajaran buatku. Seperti apapun keadaan orang tua kita, mereka tetep orang tua kita, orang yang telah merawat, membesarkan, mendidik kita, bahkan rela mengorbankan segalanya untuk kita. Orang yang harus bahkan amat sangat wajib kita hormati. Saat aku berangkat kerja tadi, didalam angkot ada seorang ibu-ibu tuna netra. Dia asyik ngobrol dengan gadis yang duduk disebelahnya. Gadis itu sepertinya seumuran denganku. Tadinya aku berpikir ibu itu berani banget pergi sendiri naik angkot padahal dia nggak bisa melihat. Ternyata, gadis yang mengobrol dengannya itu adalah anaknya. Aku tau itu karena waktu ada yang seseorang yang bertanya kepada ibu itu, dia bilang kalau gadis itu adalah anaknya. Gadis itu juga menanggapinya dengan tersenyum. Gadis itu tetap asyik berbicara dengan ibunya. Hampir semua perhatian penumpan lain (termasuk aku) tertuju pada mereka. Entah apa yang dipikirkan oleh orang-orang itu. Yang jelas, kagum...salut..itu lah yang aku rasakan pada anak gadis itu. Berbaktinya dia pada orang tua, betapa lapang hatinya menerima keadaan orangtuanya, dia nggak malu pergi dengan ibunya meskipun ibunya seorang tuna netra, bahkan dia tetap mengobrol dengan ibunya tanpa ada rasa canggung sama sekali. Ibu itu beruntung banget dikaruniai anak yang cantik, tidak hanya wajahnya saja, tapi ahklaknya juga. Aku rasa kecantikannya itu pancaran dari hatinya yang cantik juga. Tuhann...terima kasih kau telah memberiku orang tua yang sempurna.. Semoga aku bisa memiliki hati yang luas dan berbakti kepada orantuaku, seperti anak itu. Aminnn......
Aku jadi inget sama anak dari salah seorang tetanggaku. Aku benar-benar nggak habis pikir sama anak itu. Dia sering menganggap remeh orang tuanya, menganggap mereka bodoh, karena pendidikan mereka rendah. Dia merasa sudah melebihi orang tuanya, merasa hebat. Padahal dia masih SMA. Emang sih dia pintar, dia juga berperestasi di sekolahnya, tapi nggak seharunya dia bersikap seperti itu kan sama orang tuanya. Sering sekali dia marah-marah ma orang tuanya, menuntut minta ini itu atau pergi seenaknya, nggak pamitan dulu ma orang tuanya. Sering banget orang tuanya kelabakan sendiri nyariin dia, kalo dia nggak pulang. Dia nggak mikir apa, dia bisa sekolah, bisa naek motor, bisa makan enak, hampir semua kebutuhannya terpenuhi tuh gara-gara siapa, gara-gara kerja keras orang tuanya kan. Coba kalau nggak ada mereka, bisa pa dia hidup sendiri, membiayai semuanya sendiri. Harusnya tadi dia liat tuh anak gadis tadi. Yang bisa tetap menghargai, menghormati bahkan berbakti kepada orang tuanya meskipun keadaan orang tuannya tidak sempurna. Biar dia bisa mikir dan bersyukur punya orang tua yang sempurna, mencukupi semua kebutuhannya, nggak malah merendahkan mereka.Woii..woii..woi....slow yas..sloww... kok malah jadi emosi sendiri sihh.. Astagfirllah...heheeeee
Dahh..dari pada jadi emosi, mending ganti topik aja lah *haiyah*. Oiyaaaa...semalem aku baca buku La Tahzan, salah satunya isinya membahas soal senyum. Aku baru tau kenapa tersenyum bisa menurunkan emosi kita, ternyata karena ketika kita tersenyum, otot-otot wajah kita berkontraksi, ketegangan-ketegangan pun lalu mengendur terus dengan tersenyum aliran darah ke pembuluh darah terdekat menjadi lancar, akibatnya darah menjadi dingin dan emosi menjadi tenang. Tersnyum juga menurunkan temperatur batang otak dan memicu produksi serotonin(senyawa kimia yang dihubungkan oleh otak yang dapat menimbulkan perasan tenang). Weww....busyett...sok banget ah aku. Sebenernya aku sendiri juga lom begitu ngerti sih.. *gubrak*
Sooo....Sudahkah anda senyum hari ini..
saya minum 2.. (lhoo..lhoo..lhoo..kok jadi nglantur sih.... ngiklan banget ah..)
Hayooooowwww.....yang hari ini belum senyum... Senyum dulu dunkzzzz....
14 komentar on "Tadi Pagiii..."
LOKOMITIF, datang!!!
ijin parkir dulu yaaa
yas..timpukin sendal atau lemparin sepatau aja kalo anak dari salah seorang tetanggamu lewat depan rumahmu. ^biar sadar^
suhda kok, sudah senyum2 sampai dianggap orgil. hehehe...kisah yg bagus, Sie.
Aku selalu tersenyum membaca tulisanmu yang mngalir bagus!
wow...anak mulia vs anak durhaka....
setiap orang pasti punya kekurangan, dan dengan kekurangan itulah kita bisa saling melengkapi. Apalagi orangtua, seharusnya kita bisa menghormati dan menghargai orangtua kita dengan segala kekurangannya, karna tanpa orangtua kita tak kan pernah ada..
aku udah senyum kok dari tadi,, udah banyak ketawa malah.. :D
sudah senyum tadi pagi abis minum jamu,
sayangnya aku baca postingan ini malam-malam, tapi tadi pagi sudah tersenyum kok!
senyum juga termasuk ibadah lo
salam sobat
Satu pengalaman baru yang membuat kita belajar akan makna dari hidup ini.
waah,,jadi ngerasa banyak dosa ne ke orang tua,,
eehh..salam kenal,,
aku doain Yas bisa jadi anak yang super baik, tunduk dan patuh sama orang tua... membanggakan dan bisa membahagiakan mereka
Pak Karamu menziarahi blog anda
cerita yg menarik...,'n mudah2 an ieyas jg selalu berbakti pada orang tua...amien
thanks - keep posting ...ya
Posting Komentar